Kabar ini memberi angin segar bagi RI, dolar ditutup di Rp 15.760


Jakarta, CNBC Indonesia – Rupee menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) setelah Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi umum Januari 2024 lebih rendah dan mendekati konsensus pasar.

Laporan dari Refinitifrupiah ditutup menguat 0,1% pada IDR/USD 15.760. Posisi tersebut mewakili apresiasi lima hari berturut-turut sejak 26 Januari 2024.

Sedangkan indeks dolar Amerika Serikat (DXY) menguat 0,49% menjadi 103,78 pada pukul 15:00 WIB. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan penutupan perdagangan kemarin (31/1/2024) yang berada di 103,27.

Pagi ini (1/2/2024) BPS merilis data inflasi yang naik dibandingkan periode sebelumnya.

Inflasi tahunan di Indonesia mencapai 2,57% year-on-year dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 105,19, naik dari 102,55 pada Januari 2023. Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan berdasarkan kelompok pengeluaran, inflasi tahunan terbesar terjadi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 5,84% dan memberikan sumbangan inflasi sebesar 1,63%.

Angka tersebut cenderung serupa dengan konsensus yang diperoleh CNBC Indonesia dari 12 institusi.

Sebagai referensi, konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia dari 12 institusi memperkirakan inflasi akan mencapai 0,29% year-on-month (mtm) pada Januari 2024. Hasil survei juga memperkirakan inflasi (dari tahun ke tahun/tahunan) akan berada di level 2,53% pada bulan ini. Inflasi inti (year-on-year) diperkirakan sebesar 1,73%.

Inflasi yang cenderung miring dan cenderung sama dengan konsensus memberikan angin segar bagi pasar karena sesuai ekspektasi dan menandakan kenaikan harga komoditas pada Januari 2024 cenderung sejalan dengan Bank Indonesia (BI). . target 1,5% – 3,5% pada tahun 2024.

READ  Siapa yang menghasilkan lebih banyak uang antara Alfamart dan Indomaret?

Meski begitu, masih ada tekanan terutama dari bank sentral AS (The Fed), setelah Ketua Fed Jerome Powell mengumumkan bahwa The Fed memutuskan untuk mempertahankan suku bunga di level 5,25-5,5% untuk keempat kalinya. The Fed juga telah mengindikasikan bahwa mereka tidak akan menurunkan suku bunga utamanya pada bulan Maret mendatang.

Hal ini memberikan dorongan bagi DXY untuk semakin menguat ke depannya dan berpotensi memberikan tekanan pada mata uang Garuda.

Indikasi bahwa suku bunga akan dipertahankan dalam jangka panjang dapat menyebabkan investor asing meninggalkan pasar domestik, sehingga mengakibatkan arus keluar modal di pasar saham dan obligasi.

RISET CNBC INDONESIA

[Gambas:Video CNBC]

Artikel lain

Inilah harga jual beli kurs Rupee di Money Changer

(putaran/putaran)


Quoted From Many Source

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *